Menangkap peluang dengan memproduksi masker ber-SNI

Keinginan untuk membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan, dan menyerap hasil produksi tekstil dari pabrik sendiri. Juga keinginan membantu perusahaan dalam menanggulangi dampak negatif dari adanya devaluasi. PT. Sansan Saudaratex Jaya sukses mengembangkan usaha hingga ekspor ke luar negeri. Bahkan, meskipun pandemi Covid-19, usaha ini berhasil mengembangkan produk masker yang sudah ber-SNI. Lalu, bagaimana perusahaan ini tetap eksis hingga kini?

Perusahaan yang berdiri pada 1959 ini, memang pernah mengalami “pasang surut”. Bapak Tjipto Danubrata sebagai founder PT. Sansan Saudaratex Jaya, mengawali usaha dengan membuka pabrik tenun bernama CV. Saudaratex.

“Nama saudaratex ini artinya adalah bersaudara dimana seluruh pekerja saudaratex bekerja seperti saudara,”kata Founder & Presiden Director PT. Sansan Saudaratex Jaya, Gunaras Danubrata.

Untuk meningkatkan usahanya, pada 1967, Gunaras Danubrata sebagai anak pertama dari Bapak Tjipto Danubrata mulai berjualan kain dari hasil dari produksi tenun.

Awalnya berjualan kain ke Tanah Abang, kemudian memperluas penjualan ke beberapa daerah di Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Cirebon, Sukabumi, juga ke beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Semarang, Yogyakarta, hingga ke Surabaya.

Pada 1974, Ibu Yuni, istri dari Bapak Tjipto Danubrata mencoba membuat konveksi dan beliau sendiri langsung terjun untuk melakukan usaha konveksi ini dengan memotong kain sendiri dan kemudian dikirimkan ke daerah soreang untuk dijahit.

Gunaras Danubrata juga mulai membantu berjualan baju dari hasil dari konveksi nya dan selama dua tahun konveksi ini cukup berkembang, akan tetapi pada akhirnya usaha konveksi ini terhenti.

“Setelah itu Bapak Tjipto Danubarata berkonsentrasi untuk mengembangkan usaha dibidang textilenya dan CV. Saudaratex mulai memperbaharui mesin-mesinnya sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan juga kualitas dari produk kain yang dihasilkan,” terang Gunaras.

Pada 1985, dari asalnya milik perorangan, CV. Saudaratex mengembangkan usahanya menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Sansan Saudaratex Jaya yang kini beralamat di JL. Cibaligo No 33 Leuwi Gajah Cimahi Selatan 40535.

Dari tahun 1985-1989 terjadi devaluasi beberapa kali dan PT Sansan Saudaratex Jaya mengalami kerugian terus menerus. “Sehingga agar tidak terjadi kerugian terus menerus akibat devaluasi tersebut maka perusahaan merasa perlu melakukan ekspor untuk menghasilkan uang dalam bentuk US dollar,” tambah Gunaras. Untuk itulah, lanjutnya, maka pada tahun 1989 didirikan perusahaan garment yang memproduksi garment eksport.

PT Sansan Saudaratex Jaya terus berkembang dengan memproduksi garment export dengan quantity besar untuk brand-brand besar ternama yang dipasarkan ke sejumlah negara di Eropa, Amerika dan Asia. Impian untuk membuka lapangan pekerjaan pun berhasil. Terbukti pada 2017, PT. Sansan Saudaratex Jaya memiliki karyawan hingga mencapai 8 ribu karyawan.

Pada 24 Januari 2019, PT Sansan Saudaratex Jaya melakukan satu perubahan yakni Transformasi, Reformasi dan Regenerasi. Karena mulai saat itu, kepemimpinan diserahkan kepada generasi berikutnya yaitu Budi Danubrata yang saat ini menjabat sebagai Direktur PT Sansan Saudaratex Jaya.

Sebagai generasi selanjutnya yang ikut menjalankan operasional perusahaan, perusahaan saat ini terus menjalankan cara kerja/system kerja yang sudah benar dan memperbaiki cara kerja/system kerja yang masih dianggap salah. Dan membuat perusahaan terus maju dan berkembang sehingga perusahaan dapat menopang kehidupan seluruh karyawan yang bekerja di PT Sansan Saudaratex Jaya.

Dan kini, berkembangnya perusahaan itu telah mampu memproduksi aneka produk garment yang pada awal pendirian hanya memproduksi kemeja. Salah satunya yang kini menjadi populer adalah produk masker yang sudah ber-Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menurut Gunaras, pandemi Covid-19 dinilai sebagai peluang untuk memproduksi masker. “Kemampuan perusahaan memproduksi masker bisa mencapai 800 ribu pcs/bulan. Masker kami mendapatkan serifikat dengan sistem tipe 3, dengan No. Sertifikat TEXPA – 32.06.128,” ujar Gunaras.

Untuk meraih SNI, beberapa kali dilakukan uji coba hingga memenuhi persyaratan SNI. “Berawal dari adanya waste kain produksi, kami membuat uji coba produk masker dari beberapa bentuk, jenis kain dan jumlah lapis serta melakukan testing baik internal maupun eksternal untuk memastikan produk masker kami bisa memenuhi standar SNI,”tambahnya.

Pengetahuan tentang SNI sendiri, kata Gunaras, sudah dikenalkan ke karyawan sejak lama. “Namun karena adanya pandemi, produk masker menjadi sangat populer dan menjadi kebutuhan pokok konsumen sehingga kami melihat produksi masker ini sebagai sebuah peluang,”ujarnya.

Untuk mengetahui kriteria SNI secara detail, perusahaan mengikutkan karyawan dalam pelatihan oleh tim BSN mengenai pemenuhan standar produk.

PT Sansan Saudaratex Jaya sendiri sudah dikenal sebagai perusahaan yang membuat produk berstandar internasional. Perusahaan ini terus memotivasi karyawan untuk selalu aware dalam proses pembuatan produk masker. “Kami sangat memperhatikan keberhasilan produk SNI supaya dapat diterima oleh konsumen,”kata Gunaras.

Dengan sudah ber-SNI, Gunaras berharap produk maskernya dapat diketahui secara luas bahwasanya masker produksi  PT Sansan Saudaratex Jaya, diproduksi dengan proses yang sesuai dengan standar SNI. “Secara langsung dan tidak langsung juga dapat meningkatkan nama baik perusahaan yang terhubung dengan adanya peningkatan penjualan,”tambahnya.

Harapannya ke depan, perusahaan dapat mengembangkan produk dengan merek yang sudah terdaftar di SNI dan berusaha membuat produk berstandar SNI lainnya yang masih masuk ranah produksi perusahaan (garment) dan jika memungkinkan ingin merambah ke produk bisnis opportunity lainnya.

“Masker sudah ber-SNI. Selanjutnya kami sedang berupaya untuk proses SNI pakaian anak, merk JSM (Jules Miles),”pungkasnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *