Dalam banyak kesempatan, faktor kepemimpinan senantiasa muncul sebagai kunci penentu kesuksesan sebuah organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Terlebih ketika organisasi tersebut dihadapkan pada kebutuhan untuk memiliki komitmen terhadap penerapan standar.
Mengingat pentingnya peran standar untuk peningkatan daya saing industri dan perlindungan konsumen, maka menjadi sangat krusial bagaimana Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memainkan perannya dibawah kepemimpinan seorang Agus Gumiwang Kartasasmita.
Dalam kesempatan wawancara secara tertulis bersama SNI Valuasi, Agus mengungkapkan, sebagai pemimpin, ia harus memastikan bahwa Kemenperin harus mampu meningkatkan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan jabatannya.
Agus mengutip quote dari Klaus Schwab, founder dan Executive Chairman dari World Economic Forum yang mengatakan, ketika teknologi semakin mengambil alih pekerjaan berbasis pengetahuan, keterampilan kognitif yang penting bagi sistem pendidikan saat ini juga akan tetap penting. Begitu juga dengan keterampilan perilaku dan non-kognitif yang diperlukan untuk kolaborasi, inovasi, dan pemecahan masalah.
Oleh karena itu, sebagai pemimpin ia harus mampu mengarahkan bawahannya untuk mampu berkolaborasi, bekerja dalam tim, meningkatkan relasi, dan memahami perbedaan budaya. “Agar dapat bersaing di era global,” tegas Agus.
“Selain itu, saya sebagai Menteri harus mampu memacu kinerja industri antara lain dengan menerapkan ekonomi hijau untuk terus mendorong optimalisasi daya saing seluruh sektor manufaktur dan beradaptasi pada kemajuan era digital,” tambahnya.
Karena itu, ia selalu berpesan bahwa setiap aparatur merupakan pribadi yang penting dan signifikan, serta diharapkan dapat mengemban peran serta jabatan untuk mendukung tugas Kemenperin dalam menyukseskan pembangunan industri nasional.
“Saya juga berpesan bahwa setiap tugas yang diselesaikan dengan baik akan memberikan kontribusi untuk ekonomi yang lebih baik dan masyarakat yang lebih sejahtera. Your contribution matters. Be agile, be collaborative, and be smart,” ungkap Agus.
Menurut Agus, karakter atau mindset tersebut juga perlu dibangun dalam konteks penerapan standar. Sehingga dalam hal ini, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), akan semakin terakselerasi.
Berikut perbincangan kami bersama Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengenai pandangannya terkait peran dan penerapan SNI dalam rangka peningkatan daya saing industri nasional serta perlindungan konsumen.
- Berbicara mengenai kualitas, bagi industri di Indonesia agar dapat menghasilkan layanan dan produk berkualitas salah satunya perlu menerapkan standar. Bagaimana komitmen Bapak sendiri terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara nasional bagi berbagai industri di Indonesia?
Selaras dengan tujuan standardisasi bidang industri yaitu meningkatkan mutu dan daya saing produk industri manufaktur dalam negeri, meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik dalam rangka keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup (K3L). Dalam hal mewujudkan persaingan usaha yang sehat, Kementerian Perindustrian telah memberlakukan SNI secara wajib terhadap beberapa produk industri dan akan terus berusaha untuk meningkatkan pengakuan mutu produk industri secara internasional. Hal ini menjadi prioritas, mengingat kesepakatan antar negara dalam mendukung kelancaran perdagangan global dapat difasilitasi melalui penerapan standar produk.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini telah tersedia 5.172 SNI untuk bidang industri dari sekitar 13 ribu SNI yang ada. Penyusunan SNI dan penetapannya adalah salah satu bentuk konkret upaya yang dilakukan untuk mendorong perlindungan konsumen, karena melalui SNI, konsumen mendapatkan jaminan kualitas atas produk yang dikonsumsi.
- Apa yang Bapak lakukan untuk mendorong penerapan SNI secara nasional?
Daya saing industri ditentukan oleh kualitas produk yang dihasilkan dan biaya yang ditanggung oleh industri tersebut. Kualitas produk mempengaruhi kepuasan konsumen, sedangkan biaya merupakan pengeluaran atau cost yang dipakai industri untuk menghasilkan produk. Jika kualitas suatu produk meningkat dan biaya yang ditanggung industri semakin kecil, maka daya saing industri tersebut akan meningkat.
Kualitas produk mempunyai beberapa aspek, salah satunya adalah kesesuaian dengan standar. Maka, produk yang berkualitas adalah produk yang memenuhi standar. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian berusaha untuk meningkatkan penerapan standar industri melalui pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib.
Sampai saat ini, sudah ada 123 SNI produk industri yang diberlakukan secara wajib oleh Kementerian Perindustrian. SNI ini mencakup sektor kimia, elektronik, logam, mainan dan lain-lain. Melalui kebijakan SNI wajib, industri didorong untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk luar negeri. Melalui kebijakan ini juga, tercipta perlakuan yang sama bagi produk luar negeri yang akan masuk ke Indonesia. Kebijakan SNI ini harus diatur sedemikian sehingga mendorong semua industri untuk menerapkannya namun juga tidak memberatkan terutama bagi industri kecil dan menengah.
- Bagaimana selama ini SNI berperan terhadap peningkatan kinerja industri secara nasional?
Dalam hal peran SNI terhadap peningkatan kinerja industri secara nasional, diharapkan dapat menjadi sarana promosi dan jaminan kualitas produk yang beredar secara nasional.
- Apa target kepemimpinan Bapak terkait penerapan SNI secara nasional?
Standardisasi dalam hal ini SNI menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan konsumen dan menjadi syarat untuk dapat diterima serta diakui dipasar domestik maupun global. SNI merupakan instrumen penting dalam mendukung tercapainya pembangunan industri yang mandiri dan berdaulat, maju dan berdaya saing, berkeadilan, dan inklusif.
Pembangunan industri harus dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat hingga lapisan terbawah. Hal ini agar produk yang beredar dapat dijamin kualitasnya.
- Apa harapan Bapak kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai lembaga yang bertugas dalam hal pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia?
Kami berharap BSN terus aktif berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dalam hal pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian serta aspek-aspek yang dapat dikerjasamakan di masa depan sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang.
PROFIL
Lahir di Jakarta pada tanggal 3 Januari 1969, Agus Gumiwang Kartasasmita terpilih untuk menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada tanggal 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019 – 2024 yang merupakan periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Agus Gumiwang pernah dilantik menjadi Menteri Sosial pada 24 Agustus 2018 hingga 20 Oktober 2019. Selama menjadi Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Revitalisasi Kesetiakawanan Sosial dalam acara “Anugerah Indonesia Maju 2018-2019” yang diselenggarakan oleh Harian Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi.
Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Bachelor of Science Commercial and Industrial Economic dari Pacific Western University (1994). Melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik Universitas Pasundan (2009). Setelah itu ia mendapatkan gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjajaran (2014).