Kepemimpinan tak bisa dikarbit

Bagi seorang Ahmad Fatih (33 tahun), pendiri sekaligus pengelola Cairo Food yang berlokasi di Jakarta, kepemimpinan adalah sebuah proses dari pengalaman-pengalaman dan pembelajaran. Pengalaman menurutnya tidak bisa dikarbit. Dan setelah menjadi seorang pemimpin, konsistensi menjadi salah satu hal penting dari sebuah kepemimpinan atau leadership.

Jiwa kepemimpinan dirinya, diakui sudah dimulai sejak usianya 18 tahun. “Saya lulus kuliah S1 umur 20 tahun. Ketika saya umur 18 tahun, saya sudah dipercaya perusahaan Adobe (Adobe Photoshop), untuk mengurus kegiatan komunitas mereka,” ujar Ahmad. 

Di sini, Ahmad sudah aktif berkeliling kampus menjadi pembicara. “Di sana kita diajarkan mengatur komunitas, yang berbeda dengan mengatur perusahaan. Karena mengatur komunitas based on hobby dan kita tidak iming-imingin apapun itu,” tambahnya. Sementara itu, lanjutnya lagi, di dunia kerja, pekerjaannya mengatur karyawan terutama gaji. 

Di umurnya yang ke-23 tahun, ia mencoba peruntungan dengan membuat usaha kurir. Dari sisi usia, ia yang paling muda. Karyawan-karyawannya, usianya lebih tua. “Ternyata susah ngaturnya. Mungkin leadership saya kurang. Jadi tidak bisa dikarbit. Jadi umur ngaruh. Walau sudah ditraining kalau dari internalnya belum siap. Saya waktu itu belum kuat leadershipnya, belum bisa mempengaruhi,”jelasnya. 

Dan saat ini ketika umurnya menginjak 33 tahun dan mulai menjalankan usaha barunya di bidang pangan (bumbu dan rempah), maka jiwa kepemimpinannya semakin terasah.

“Ketika saya ngomong A, saya lebih berkharakter. Orang lebih melihat ini bukan anak kecil,” tuturnya. Maka, tak mengherankan jika ketika ditanya gaya kepemimpinan yang dijalankan, dengan tegas ia menjawab, bahwa pemimpin harus konsisten.

“Konsisten menjadi hal penting. A bilang A. Walau itu salah. Pertahankan. Kalau mau merubah. Jalanin saja meskipun salah. Baru nanti kita adakan evaluasi bahwa ternyata itu salah,”tegasnya. 

Ketika ditanya lagi apa kunci sukses seorang pemimpin, ia pun juga menjawab tegas.  sukses seorang pemimpin adalah menjaga hubungan dengan Tuhan.

“Saya pagi berdoa untuk yang terbaik buat karyawan-karyawan saya. Saya mewajibkan karyawan sholat. Tinggalkan pekerjaan waktu sholat. Kita ingin pekerjaan itu berkah. Kunci kita adalah kedekatan kita dengan Tuhan,”jelasnya. Baginya, konsep bekerja yang penting ketenangan. Karyawan sebagai Human Capital, itu tergantung karakter karyawannya. Kalau karyawan itu yang terbaik dan perduli dengan perusahaan, maka pemimpinan juga akan perduli sama karyawan.(Denny W)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *