PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) adalah salah satu produsen pupuk urea dan NPK terbesar di Asia yang didirikan pada tanggal 7 Desember 1977. Pada Tahun 2012 Pupuk Kaltim menjadi anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), dan hingga saat ini Pupuk Kaltim memiliki 13 Pabrik diantaranya 5 pabrik Amoniak berkapasitas 2,74 juta ton/tahun, 5 pabrik Urea berkapasitas 3,43 juta ton/tahun dan 3 pabrik NPK berkapasitas 300 ribu ton/tahun.
Selain memiliki 13 Pabrik berteknologi mutakhir, Pupuk Kaltim juga memiliki fasilitas pendukung lainnya seperti Boiler Batu Bara berkapasitas 560ton steam/jam, 6 Gudang berkapasitas 315 ribu ton, 6 Dermaga 156 ribu DWT, 3 Tangki Amoniak berkapasitas 102 ton dan Laboratorium yang terakreditasi ISO/ICE 17025:2017.
Pupuk Kaltim mengemban misi untuk menjalankan bisnis di bidang solusi agrikultur, kimia, dan jasa pelayanan pabrik yang berdaya saing tinggi. Pupuk Kaltim juga berkomitmen untuk mengoptimalkan nilai Perusahaan melalui bisnis inti dan pengembangan bisnis baru dengan ekspansi global dan mengoptimalkan circular economy, mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan menerapkan konsep sustainable Agri-Culture, mengoptimalkan utilisasi Sumber Daya di lingkungan sekitar maupun pasar global yang didukung oleh SDM yang berwawasan internasional dengan menerapkan teknologi terdepan, serta memberikan manfaat yang optimum bagi Pemegang Saham, karyawan dan masyarakat global serta peduli pada lingkungan.
Pupuk Kaltim juga turut serta mendukung program hilirisasi dan program dekarbonisasi pemerintah. Untuk hilirisasi, Pupuk Kaltim berkontribusi melalui pengembangan produk dan usaha baru berbasis tanaman kelapa sawit serta melalui diversifikasi produk. Dan untuk dekarbonisasi, PKT mendukung program Indonesia Net Zero Emission 2060 dengan menerapkan prinsip ESG (Environment, Social, and Governance) dalam seluruh proses bisnis perusahaan.
Seluruh kontribusi tersebut diberikan Pupuk Kaltim, untuk mewujudkan visi “Menjadi perusahaan kelas dunia yang memberikan solusi inovatif dan berdaya saing di bidang agribisnis dan kimia untuk masa depan yang berkesinambungan”.
